Monday, June 18, 2012

INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA BAGI PESERTA DIDIK TUNA DAKSA


1
 

BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna. Diantara organisme yang lainnya, manusialah yang mempunyai bentuk dan struktur yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia adalah kesempurnaan dengan tolok ukur makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Kelebihan dan kekurangan masih tetap ada. Banyak manusia manusia berprestasi karena mereka dapat mengolah bakatnya secara optimal. Ada juga manusia yang tidak menggunakan kelebihannya dengan baik. Hal tersebut sungguh disayangkan, mengingat masih banyaknya manusia yang tidak bisa berkarya karena keterbatasan keterbatasan yang dimiliki. Dalam hal ini cacat secara fisik. Manusia yang cacat secara fisik disebut manusia tuna daksa. 
Ada manusia tuna daksa mulai dari lahir, ada pula yang menjadi tuna daksa karena kecelakaan saat hidupnya. Mereka tidak seperti manusia manusia normal lainnya. Mereka memerlukan bantuan alat tambahan untuk dapat beraktifitas normal, walau penggunaan alat tersebut hanya sekedar membantu saja tidak menyembuhkan secara permanen. Sehingga diperlukan berbagai inovasi yang dapat membantu meringankan aktivitas manusia tuna daksa. Dalam hal ini penulis memilih untuk mengkaji lebih dalam mengenai inovasi dalam bidang pembelajaran pendidikan  jasmani.  Oleh karena itu kami ingin menyajikan Kajian Tulis Imiah dengan judul. “Inovasi Pendidikan Jasmani Adaptif untuk Tuna Daksa”
Tujuan dari kajian ilmiah  antara lain adalah untuk mengetahui pengertian dan karakteristik tuna daksa untuk mengetahui pembelajaran jasmani bagi ABK, untuk mengatahui model pembelajaran jasmani untuk tuna daksa.
Dari kajian ilmiah ini dapat dirumuskan antara lain: 
1.      Bagaimana pengertian dan karakteristik tuna daksa?
2.      Bagaimana pembelajaran jasmani bagi ABK?
3.      Bagaimana model pembelajaran jasmani untuk tuna daksa?
2
 
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tuna Daksa

Pengertian Tuna Daksa adalah bahasa kasar Indo nya adalah cacat, dan bahasa halus adalah Tuna Daksa (alias cacat tubuh). Definisi Tuna Daksa Menurut situs resmi Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Tuna Daksa berasal dari kata “Tuna“ yang berarti rugi, kurang dan “daksa“ berarti tubuh.

B.     Karakteristik Tuna Daksa Dan Kelainan pada anak Tuna Daksa Dapat Dikelompokkan Menjadi Dua Bagian Besar.

1.      Kelainan pada sistem serebral (cerebral system disorders).
Penggolongan anak tuna daksa kedalam kelainan sistem serebral (cerebral) didasarkan pada letak penyebab kelahiran yang terletak didalam sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Kerusakan pada sistem syarap pusat mengakibatkan bentuk kelainan yang krusial, karena otak dan sumsum tulang belakang sumsum merupakan pusat komputer dari aktivitas hidup manusia. Di dalamnya terdapat pusat kesadaran, pusat ide, pusat kecerdasan, pusat motorik, pusat sensoris dan lain sebagainya.

a.      Kelompok kerusakan bagian otak ini disebut Cerebral Palsy (CP).Cerebral Palsy dapat diklasifikasikan menurut.

1)      Derajat kecacatan
Menurut derajat kecacatan, Cerebal palsy dapat digolongkan atas :
a)      Golongan ringan
mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari hari. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak normal lainnya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan pendidikannya
b)      Golongan sedang
mereka yang membutuhkan treatment/latihan khusus untuk bicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri, golongan ini memerlukan alat-lat khusus untuk membantu gerakannya, seperti brace untuk membantu penyangga kaki, kruk/tongkat sebagai penopang dalam berjalan. Dengan pertolongan secara khusus, anak-anak kelompok ini diharapkan dapat mengurus dirinya sendiri.
c)      Golongan berat
 anak cerebral palsy golongan ini yang tetap membutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara, dan menolong dirinya sendiri, mereka tidak dapat hidup mandiri ditengah masyarakat.

2)      Tipografi anggota badan yang cacat.
Dilihat dari tipografi yaitu banyaknya anggota tubuh yang lumpuh, Celebral Palsy dapat digolongkan menjadi 6 (enam) golongan
a)      Monoplegia.
Hanya satu anggota gerak yang lumpuh misalnya kaki kiri, sedangkan kaki kanan dan keduanya tangannya normal
b)      Hemiplegia
Lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama, misalnya tangan dan kaki kanan , atau tangan kiri dan kaki kiri.
c)      Paraplegia
Lumpuh pada kedua tungkai kakinya.

d)      Diplegia
Kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri(paraple-gia).
e)      Triplegia
Tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan, misalnya tangan kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh.
f)        Quadriplegia
Anak jenis ini mengalami kelumpuhan seluruh anggota geraknya. Mereka cacat pada kedua tangan dan kakinya. Quadriplegia bisa juga disebut triplegia.

3)      Sisiologi kelainan geraknya.
Menurut Fisiologi Dilihat dari kelainan gerak dilihat dari segi letak kelainan di otak dan fungsi geraknya(Motorik), anak Cerebral Palsy dibedakan menjadi
a)      Spastik.
Tipe ini ditandai dengan adanya gejala kekejangan atau kekakuan pada sebagian ataupun seluruh otot. Kekakuan itu timbul sewaktu akan digerakkan sesuai dengan kehendak. Dalam keadaan ketergantungan emosional kekakuan atau kekejangan itu makin bertambah, sebaliknya dalam keadaan tenang, gejala itu menjadi berkurang.
Pada umumnya anak CP jenis spastik ini memiliki tingkat kecerdasan yang tidak terlalu rendah. Diantara mereka ada yang normal bahkan ada yang diatsa normal.



b)      Athetoid.
Pada tipe ini tidak terdapat kekejangan atau kekakuan. Otot ototnya dapat digerakkan dengan mudah. Ciri khas tipe ini terdapat pada sistem gerakan. Hampir semua gerakan terjadi diluar kontrol dan koordinasi gerak.
c)      Ataxia.
Ciri khas tipe ini adalah seakan-akan kehilangan keseimbangan, Kekakuan memang tidak tampak tetapi mengalami kekakuan pada waktu berdiri atau berjalan. Gangguan utama pada tipe ini terletak pada system koordinasi dan pusat keseimbangan pada otak. Akibatnya, anak tuna tipe ini mengalami gangguan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada saat makan mulut terkatup terlebih dahulu sebelum sendok berisi makanan sampai ujung mulut.
d)      Tremor.
Gejala yang tampak jelas pada tipe ini adalah senantiasa dijumpai adanya gerakan-gerakan kecil dan terus-menerus berlangsung sehingga tampak seperti bentuk getaran-getaran. Gerakan itu dapat terjadi pada kepala, mata, tungkai, dan bibir.
e)      Rigid.
Pada tipe ini didapat kekakuan otot, tetapi tidak seperti pada tipe spastik, gerakannya tanpak tidak ada keluwesan, gerakan mekanik lebih tampak.
f)        Tipe Campuran.
Pada tipe ini seorang anak menunjukan dua jenis ataupun lebih gejala tuna CP sehingga akibatnya lebih berat bila dibandingkan dengan anak yang hanya memiliki satu jenis/tipe kecacatan.

2.      Kelainan Pada Sistem Otot dan Rangka (Musculus Scelatel System).
Penggolongan anak tuna daksa kedalam kelompok system otot dan rangka didasarkan pada letak penyebab kelainan anggota tubuh yang mengalami kelainan yaitu: kaki, tangan dan sendi, dan tulang belakang.
a.      Jenis-jenis kelainan sistem otak dan rangka antara lain meliputi:
1)      Poliomylitis atau penderita folio
Penderita polio adalah mengalami kelumpuhan otot sehingga otot akan mengecil dan tenaganya melemah, peradangan akibat virus polio yang menyerang sumsum tulang belakang pada anak usia 2 (dua) tahun sampai 6 (enam) tahun.
2)      Muscle Dystrophy ( mengalami kelumpuhan fungsi otak) dan keragaman jenis Muscle Dystrophy
Anak mengalami kelumpuhan pada fungsi otot. Kelumpuhan pada penderita muscle dystrophy sifatnya progressif, semakin hari semakin parah. Kondisi kelumpuhannya bersifat simetris yaitu pada kedua tangan atau kedua kaki saja, atau kedua tangan dan kedua kakinya. Penyebab terjadinya muscle dystrophy belum diketahui secara pasti.
Tanda-tanda anak menderita muscle dystrophy baru kelihatan setelah anak berusia 3 (tiga) tahun melalui gejala yang tampak yaitu gerakan-gerakan anak lambat, semakin hari keadaannya semakin mundur jika berjalan sering terjatuh tanpa sebab terantuk benda, akhirnya anak tidak mampu berdiri dengan kedua kakinya dan harus duduk di atas kursi roda.
Penyebab Tuna Daksa Ada beberapa macam sebab yang dapat menimbulkan kerusakan pada anak hingga menjadi tuna daksa. Kerusakan tersebut ada yang terletak dijaringan otak, jaringan sumsum tulang belakang, pada sistem musculus skeletal.

Adanya keragaman jenis tuna daksa dan masing-masing kerusakan timbulnya berbeda-beda. Dilihat dari saat terjadinya kerusakan otak dapat terjadi pada masa sebelum lahir, saat lahir, dan sesudah lahir.

a)      Keragaman Yang di Sebabkan Sebelum Lahir (Fase Prenatal)
Kerusakan terjadi pada saat bayi masih dalam kandungan, kerusakan disebabkan oleh:
(1)   Infeksi atau penyakit yang menyerang ketika ibu mengandung sehingga menyerang otak bayi yang sedang dikandungnya, misalnya infeksi, sypilis, rubela, dan typhus abdominolis.
(2)   Kelainan kandungan yang menyebabkan peredaran terganggu, tali pusat tertekan, sehingga merusak pembentukan syaraf-syaraf di dalam otak.
(3)   Bayi dalam kandungan terkena radiasi. Radiasi langsung mempengaruhi sistem syarat pusat sehingga struktur maupun fungsinya terganggu.
(4)   Ibu yang sedang mengandung mengalami trauma (kecelakaan) yang dapat mengakibatkan terganggunya pembentukan sistem syaraf pusat. Misalnya ibu jatuh dan perutnya membentur yang cukup keras dan secara kebetulan mengganggu kepala bayi maka dapat merusak sistem syaraf pusat.
b)      Keragaman Yang di Sebabkan pada saat kelahiran (fase natal, peri natal)
Hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan otak bayi pada saat bayi dilahirkan antara lain:
(1)   Proses kelahiran yang terlalu lama karena tulang pinggang ibu kecil sehingga bayi mengalami kekurangan oksigen, kekurangan oksigen menyebabkan terganggunya sistem metabolisme dalam otak bayi, akibatnya jaringan syaraf pusat mengalami kerusakan.
(2)   Pemakaian alat bantu berupa tang ketika proses kelahiran yang mengalami kesulitan sehingga dapat merusak jaringan syaraf otak pada bayi.
(3)   Pemakaian anestasi yang melebihi ketentuan. Ibu yang melahirkan karena operasi dan menggunakan anestesi yang melebihi dosis dapat mempengaruhi sistem persyarafan otak bayi, sehingga otak mengalami kelainan struktur ataupun fungsinya.
c)      Keragaman Yang di Sebabkan setelah proses kelahiran (fase post natal)
Fase setelah kelahiran adalah masa mulai bayi dilahirkan sampai masa perkembangan otak dianggap selesai, yaitu pada usia 5 tahun. Hal-hal yang dapat menyebabkan kecacatan setelah bayi lahir adalah:
(1)   Kecelakaan/trauma kepala, amputasi
(2)   Infeksi penyakit yang menyerang otak.
(3)   Anoxia/Hipoxia
C.    Karakteristik Anak Tuna Daksa
Mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan, kecenderungan untuk bersifat pasif. Demikianlah pada halnya dengan tingkah laku anak tuna daksa sangat dipengaruhi oleh jenis dan derajat keturunannya. Jenis kecacatan itu akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai kompensasi akan kekurangan atau kecacatan. Ditinjau dari aspek psikologis, anak tuna daksa cenderung merasa malu, rendah diri dan sensitif, memisahkan diri dari lingkungan.
Disamping karakteristik tersebut terdapat beberapa problema penyerta bagi anak tuna daksa antara lain:
1)      Kelainan perkembangan/intelektual.
2)      Gangguan pendengaran.
3)      Gangguan penglihatan.
4)      Gangguan taktik dan kinestetik.
5)       Gangguan persepsi
6)      Gangguan emosi.
Jenis – Jenis Alat Yang di Butuhkan Oleh Anak – Anak Penderita Tuna Daksa
a.      Alat Asesmen
Pada umumnya anak tunadaksa mengalami gangguan perkembanga motorik dan mobilitas, intelegensi, baik secara sebagian maupun secara keseluruhan. Bervariasinya kondisi anak tunadaksa, menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.
Hal ini penting dalam upaya menentukan apa yang dibutuhkan dapat mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan keadaannya. Asesmen dilakukan pada anak tunadaksa dilakukan untuk mengetahui keadaan postur tubuh, keseimbangan tubuh, kekuatan otot, mobilitas, intelegensi, serta perabaan.
Alat yang digunakan untuk asesmen anak tuna daksa seperti berikut ini:
1)      Finger Goniometer
2)      Flexometer
3)      Plastic Goniometer
4)      Reflex Hammer
5)      Posture Evaluation Set
6)      TPD Arsthesiometer
7)      Gound Rhytem Tibre Instrumen
8)      Cabinet Geometric Insert
9)      Color Sorting Box
10)  Tactile Board Set

b.      Alat Latihan Fisik
Pulley Weight Pada umumnya anak tunadaksa mengalami hambatan dalam pindah diri ambulasi), dan koordinasi/keseimbangan tubuh. Agar anak tuna daksa dapat melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mobil perlu latihan.
Alat-alat yang dapat digunakan dapat berupa:
1)      Kanavel Table
2)      Squeez Ball
3)      Restorator Hand
4)      Restorator Leg
5)      Treadmill Jogger
6)      Safety Walking Strap
7)      Straight (tangga)
8)      Sand-Bag
9)       Exercise Mat
10)   Incline Mat
11)  Neuro Development Rolls
12)  Height Adjustable Crowler
13)  Floor Sitter
14)  Kursi CP
15)  Individual Stand-in Table
16)  Walking Paralel
17)  Walker Khusus CP
18)  Vestibular Board
19)  Balance Beam Set
20)  Dynamic Body and Balance
21)  Kolam Bola-bola
22)  Vibrator
23)  Infra-Red Lamp (Infra Fill)
24)  Dual Speed Massager
25)  Speed Training Devices
26)  Bola karet
27)  Balok bergandaBalok titian

c.       Alat Bina Diri
Anak tunadaksa mengalami hambatan dalam pindah diri (ambulasi), dan koordinasi/keseimbangan tubuh. Keterbatasan atau hambatan tersebut mengakibatkan anak tunadaksa mengalami kesulitan untuk merawat diri sendiri. Agar anak tuna daksa dapat melakukan perawatan diri dan kegiatan hidup sehari-hari (activity of daily living), maka perlu latihan.
Alat-alat yang dapat digunakan dapat berupa:
1)      Swivel Utensil
2)      Dressing Frame Set
3)      Lacing Shoes
4)      Deluxe Mobile Commade

d.      Alat Orthotic dan Prosthetic
Anak tunadaksa mengalami hambatan dalam pindah diri (ambulasi), dan koordinasi/keseimbangan tubuh, karena kondisi tubuh mengalami kelainan. Agar anak tuna daksa dapat melakukan ambulasi dan kegiatan hidup sehari-hari (activity of daily living), maka perlu alat bantu (orthotic dan prosthetic).
Alat-alat yang dapat digunakan meliputi:
1)      Cock-Up Resting Splint
2)      Rigid Immobilitation Elbow Brace
3)      Flexion Extention
4)      Back Splint
5)      Night Splint
6)      Denish Browans Splint
7)      X Splint
8)      O Splint
9)      Long Leg Brace Set
10)  Ankle or Short Leg Brace
11)  Original Thomas Collar
12)  Simple Cervical Brace
13)  Corsett
14)  Crutch (kruk)
15)  Clubfoot Walker Shoes
16)  Thomas Heel Shoes
17)  Wheel Chair (Kursi Roda)
18)  Kaki Palsu Sebatas Lutut
19)  Kaki Palsu Sampai Paha

e.       Alat Bantu Belajar/Akademik
Layanan pendidikan untuk anak tuna daksa mencakup membaca, menulis, berhitung, pengembangan sikap pengetahuan, dan kreatifitas. Akibat mengalami kelainan pada motorik dan intelegensinya maka tuna daksa mengalami kesulitan dalam menguasai kemampuan dibidang akademik. Untuk membantu penguasaan dibidang akademik maka dibutuhkan layanan dan peralatan khusus.
Alat-alat yang dapat membantu mengembangkan kemampuan akademik pada anak tuna daksa dapat berupa:
1)      Kartu Abjad
2)      Kartu Kata
3)      Kartu Kalimat
4)      Torso Seluruh Badan
5)      Geometri Sharpe
6)      Menara Gelang
7)      Menara Segitiga
8)      Menara Segiempat
9)      Gelas Rasa
10)  Botol Aroma
11)  Abacus dan Washer
12)  Papan Pasak
13)  Kotak Bilangan

D.    Pembelajaran Adaptif dalam Pendidikan Jasmani bagi ABK
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan sedemikian rupa baik fisik, mental, sosial maupun kombinasi dari ketiga aspek tersebut, sehingga untuk mencapai potensi yang optimal ia memerlukan Pendidikan luar biasa(PLB). PLB merupakan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan ABK. Adapun yang dirancang dalam PLB adalah kelas, program dan layanannya. Sehingga PLB dapat diartikan juga sebagai Spesial kelas, program atau layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak luar biasa.
ABK bisa memiliki masalah dalam sensorisnya, motoriknya, belajarnya, dan tingkahlakunya. Semua ini mengakibatkan terganggunya perkembangan fisik anak. Hal ini karena sebagian besar ABK mengalami hambatan dalam merespon rangsangan yang diberikan lingkungan untuk melakukan gerak, meniru gerak dan bahkan ada yang memang fisiknya terganggu sehingga ia tidak dapat melakukan gerakan yang terarah dengan benar.
Di satu sisi, Anak luar Biasa harus dapat mandiri, beradaptasi, dan bersaing dengan orang normal, di sisi lain ia tidak secara otomatis dapat melakuka aktivitas gerak. Secara tidak disadari akan berdampak kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan fisik dan keterampilan geraknya. Pendidikan jasmani bagi ABK disamping untuk kesehatan juga harus mengandung pembetulan kelainan fisik.
Dengan uraian di atas maka jelas bahwa Pendidikan jasmani yang diadaptasi dan dimodifikas sesuai dengan kebutuhan, jenis kelainan dan tingkat kemampuan ABK merupakan salah satu factor yang sangat menentukan dalam keberhasilan Pendidikan bagi ABK. Keberhasilan ini akan terwujud baik pada PLB dalam bentuk kelas khusus, program khusus, maupun dalam bentuk layanan khusus di SD biasa maupun di tiap jenjang sekolah biasa lainnya. 
Apa dan bagaimana pendidikan jasmani bagi ABK atau Pendidikan Jasmani adaptif secara sederhana akan diuraikan dibawah ini:

1.      Pengertian pendidikan jasmani adaptif
Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh proses  secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu system penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor.
Hampir semua jenis ketunaan ABK memiliki problem dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian ABK bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat besar dan akan mampu mengembangkan dan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut.

2.      Ciri dari program pengajaran penjas Adaptif
Sifat program pengajaran pendidikan jasmani adaptif memiliki ciri khusus yang menyebabkan nama pendidikan jasmani ditambah dengan kata adaptif.
Adapun ciri tersebut adalah:
1)      Program Pengajaran Penjas adaptif disesuiakan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa. Hal ini dimaksutkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan. Misalnya bagi siswa yang memakai korsi roda satu tim dengan yang normal dalam bermain basket, ia akan dapat berpartisipasi dengan sukses dalam kegiatan tersebut bila aturan yang dikenakan kepada siswa yang berkorsi roda dimodifikasi. Demikian dengan kegiatan yang lainnya. Oleh karena itu pendidikan Jasmani adaptif akan dapat membantu dan menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
2)      Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa. Kelainan pada Anak luar Biasa bisa terjadi pada kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan pada mekanika tubuh. Untuk itu, program pengajaran pendidikan Jasmani adaptif harus dapat membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi yang memperburuk keadaanya.
3)      Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu ABK. Untuk itu pendidikan Jasmani adaptif mengacu pada suatu program kesegaran jasmani yang progressif, selalu berkembang dan atau latihan otot-otot besar.
Apabila program pendidikan jasmani adaptif dapat mewujudkan hal tersebut di atas. maka pendidikan jasmani adaptif dapat membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan siswa memiliki harga diri. Perasaan ini akan dapat membawa siswa berprilaku dan bersikap sebagai subjek bukan sebagai objek di lingkungannya.

3.      Tujuan pendidikan jasmani adaptif.
Sebagaimana dijelaskan di atas betapa besar dan strategisnya peran pendidikan jasmani adaptif dalam mewujudkan tujuan pendidikan bagi ABK, maka Prof. Arma Abdoellah, M.Sc. dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Jasmani Adaptif” memerinci tujuan pendidikan Jasmani adaptif bagi ABK sebagai berikut:
a.       Untuk menolong siswa mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.
b.      Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memperburuk keadaannya melalui Penjas tertentu.
c.       Untuk memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olah raga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang bersifat rekreasi.
d.      Untuk menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
e.       Untuk membantu siswa melakukan penyesuaian social dan mengembangkan perasaan memiliki harga diri.
f.       Untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan appresiasi terhadap mekanika tubuh yang baik.
g.      Untuk menolong siswa memahami dan menghargai macam olah raga yang dapat diminatinya sebagai penonton.

4.      Modifikasi dalam pendidikan jasmani adaptif
Bila kita lihat masalah dari kelainannya, jenis Anak Berkebutuhan Khusus dikelompokkan menjadi:
a.       ABK yang memiliki masalah dalam sensoris
b.      ABK yang memiliki masalah dalam gerak dan motoriknya
c.       ABK yang memiliki masalah dalam belajar
d.      ABK yang memiliki masalah dalam tingkah lakunya
Dari masalah yang disandang dan karakteristik setiap jenis ABK maka menuntut adanya penyesuaian dan modifikasi dalam pengajaran Pendidikan Jasmani bagi ABK.
5.      Penyesuaian dan modifikasi dari pengajaran penjas bagi ABK dapat terjadi pada
1)      Modifikasi aturan main dari aktifitas pendidikan jasmani.
2)      Modifikasi keterampilan dan tekniknya .
3)      Modifikasi tehnik mengajarnya.
4)      Modifikasi lingkungannya termasuk ruang, fasilitas dan peralatannya
Seorang ABK yang satu dengan yang lain, kebutuhan aspek yang dimodifikasi tidak sama. ABK yang satu mungkin membutuhkan modifikasi tempat dan arena bermainnya. ABK yang lain mungkin membutuhkan modifikasi alat yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Tetapi mungkin yang lain lagi disamping membutuhkan modifikasi area bermainnya juga butuh modifikasi alat dan aturan mainnya. Demikian pula seterusnya, tergatung dari jenis masalah, tingkat kemampuan dan karakteristik dan kebutuhan pengajaran dari setiap jenis ABK.

E.     Model Pembelajaran Jasmani untuk Tuna Daksa
Ada golongan tuna daksa golongan berat dan golongan ringan. Dalam karya ilmiah yang saya kaji siswa termasuk tuna daksa golongan ringan memiliki kekurangan yaitu kehilangan tangan sebelah kiri. Variasi olahraga yang cocok untuk tuna daksa golongan ringan adalah olahraga seperti biasanya tapi hanya tidak menggunakan tangan kirinya. Misalnya bermain voli, basket, sepak bola, dll. Sedangkan siswa lain adalah siswa tuna daksa golongan berat. Dia memiliki kekurangan tangan kirinya tidak berfungsi dan kakinya lumpuh sehingga dia menggunakan kursi roda untuk berjalan.
Olahraga yang cocok untuk golongan berat ini antara lain:
1.      Olahraga lempar tangkap bola dari tangan kanan ke tangan kiri mulai dari bola kecil sampai bola yang agak besar.
2.      Bermain basket tapi menggunakan bola yang agak ringan misalnya bola plastic, menggunakan Ring yang relative rendah sehingga mudah untuk memasukkan bolanya, dan menggunakan aturan yang simple (tidak standard).
3.      Senam dan olah tubuh sehingga mempunyai peran ganda yaitu selain menyehatkan tubuh juga bisa sebagai sarana terapi untuk tangan kirinya.
Jadi model untuk pembelajarannya disesuaikan dari tingkat golongan berat atau ringan.


 

18
 
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kajian ilmiah yang saya lakukan dan pembahasan sebagaimana dikemukakan sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan dan saran.
Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah (1) Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak dengan kebutuhan khusus belum menerapkan pendekatan pembelajaran dengan berbagai bentuk pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi tiap anak. (2) Pendekatannya masih bersifat “Ekslusi” belum menerapkan pendekatan “Inklusi”. (3) Dalam menangani dan mendidik anak dengan kebutuhan khusus lebih banyak menekankan pada kebutuhan dan keinginan guru daripada kebutuhan dan keinginan anak (4) Pembelajaran pendidikan jasmani hanya melibatkan keterampilan gerak kasar (Gross skill), yakni melibatkan otot-otot besar. (5) Pembelajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan selama ini lebih menekankan pada pencapaian tujuan aspek fisik atau psikomotor, (6) Tingkah laku anak tuna daksa sangat dipengaruhi oleh jenis dan derajat keturunannya dari aspek psikologis, anak tuna daksa cenderung merasa malu, rendah diri dan sensitif, memisahkan diri dari lingkungan, (7) Pada umumnya anak tunadaksa mengalami gangguan perkembanga motorik dan mobilitas, intelegensi, baik secara sebagian maupun secara keseluruhan. Bervariasinya kondisi anak tunadaksa, menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.
Ciri pengajaran penjas adaptif tersebut adalah:
1.      Program Pengajaran Penjas adaptif disesuiakan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa
2.       Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa
3.       Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu ABK

Dalam upaya menentukan apa yang dibutuhkan dapat mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan keadaannya. Maka banyak ragam alat yang di butuhkan oleh anak-anak penderita tuna daksa antara lain : (1) Alat ASesmen, (2) Alat Latihan Fisik, (3) Alat Bina Diri, (4) Alat Orthotic dan Prosthetic, (5) Alat Bantu Belajar/Akademik.
Variasi olahraga yang cocok untuk tuna daksa golongan ringan adalah olahraga seperti biasanya tapi hanya tidak menggunakan tangan kirinya. Misalnya bermain voli, basket, sepak bola, dll. Sedangkan siswa lain adalah siswa tuna daksa golongan berat. Dia memiliki kekurangan tangan kirinya tidak berfungsi dan kakinya lumpuh sehingga dia menggunakan kursi roda untuk berjalan.
Olahraga yang cocok untuk golongan berat ini antara lain:
1.      Olahraga lempar tangkap bola dari tangan kanan ke tangan kiri mulai dari bola kecil sampai bola yang agak besar.
2.      Bermain basket tapi menggunakan bola yang agak ringan misalnya bola plastic, menggunakan Ring yang relative rendah sehingga mudah untuk memasukkan bolanya, dan menggunakan aturan yang simple (tidak standard).
3.      Senam dan olah tubuh sehingga mempunyai peran ganda yaitu selain menyehatkan tubuh juga bisa sebagai sarana terapi untuk tangan kirinya.
Jadi model untuk pembelajarannya disesuaikan dari tingkat golongan berat atau ringan
Dari kajian ilmiah yang saya lakukan maka sebelum guru memberikan  pelayanan  dan  pengajaran  bagi  anak  tunadaksa  harus memperhatikan hal sebagai berikut:
a.       Segi medisnya.
b.      Apakah  ia  memiliki  kelainan  khusus  seperti  kencing  manis  atau  pernah  dioperasi, masalah lain seperti harus meminum obat dan sebagainya.
c.       Bagaimana kemampuan gerak dan bepergiannya,
d.      Apakah  anak  ke  sekolah  menggunakan  tranportasi,  alat  bantu  dan  sebagainya.  Ini berhubungan dengan lingkungan yang harus dipersiapkan.
e.       Bagaimana komunikasinya.
f.       Apakah  anak  mengalami  kelainan  dalam  berkomunikasi,  dan  alat  komunikasi  apa yang digunakan (lisan, tulisan, isyarat) dan sebagainya.
g.      Bagaimana perawatan dirinya.
h.      Apakah anak dapat melakukan perawatan diri dalam aktivitas kegiatan sehari-hari.
Bagaimana posisinya. Yang dimaksud adalah bagaimana posisi anak tersebut di dalam menggunakan  alat  bantu,  posisi  duduk  dalam menerima  pelajaran, waktu  istirahat, waktu  ke  kamar  kecil  (toilet), makan  dan  sebagainya. Dalam  hal  ini  physical  therapic sangat diperlukan.


Referensi :
Abdullah, Arma (1996). Pendidikan Jasmani Adapif. (Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan, Diretora Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik).
Bucher, Charles A. (1979). Administration of Physical Education & Athletics Programs. St. Louis: The C.V. Mosby Company.
Beltasar  Tarigan.  2000.  Penjas  Adaptif.  Depdikbud.  Direktorat  Jenderal
Pendidikan  Dasar  dan Menengah  Bagian  Proyek  Penataran  Guru  SLTP Setara D-III

1 comment:

  1. just share info aja , bagi yg minat membeli kursi roda cp (cereblral palsy) dapat buka di link ini: http://kursiroda.net/Kursi-roda-anak-cp-cerebral-palsy.htm

    ReplyDelete