Monday, June 11, 2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS IV SD (BAB 1) D


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar melalui berbagai aktivitas fisik dalam rangka memperoleh keterampilan dan meningkatkan derajat kesegaran jasmani. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik sebagai pembentukan diri, baik dalam hal fisik maupun mental.
Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya peningkatan kehidupan manusia, hasil yang diharapkan itu akan dapat dicapai dalam waktu cukup lama. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga terus ditingkatkan dan dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan. Pendidikan jasmani selain dilakukan melalui aktivitas fisik juga dapat dilakukan melalui permainan yang dirancang untuk meningkatkan derajat kesegaran jasmani. Yudy Hendrayana (2007: 3) “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.
Ditinjau dari aspek gerakannya, gerakan yang terdapat dalam cabang atletik merupakan gerak dasar yang dilakukan manusia seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar. Dalam ruang lingkup permainan dan olahraga, atletik merupakan salah satu cabang yang diajarkan dalam pendidikan jasmani. Tujuan diajarkannya cabang atletik yaitu untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam kemampuan gerak anak serta mengenalkan nomor-nomor cabang atletik. Kemampuan gerak anak dapat ditingkatkan melalui ruang lingkup permainan dan olahraga. Oleh karena itu, cabang atletik diajarkan di sekolah-sekolah.
Ruang lingkup permainan dan olahraga mempunyai peranan penting dalam pendidikan jasmani (penjas). Gerakan-gerakan dalam cabang atletik hampir ada di semua cabang olahraga lainnya. Nilai-nilai yang sesuai dengan norma kehidupan akan tumbuh dan berkembang pada siswa melalui pembelajaran atletik. Dengan demikian siswa secara langsung ikut aktif berpartisipasi dalam proses kegiatan pembelajaran atletik. Untuk menciptakan suasana tersebut, maka guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memegang peranan penting. Pihak guru seharusnya tidak hanya mengembangkan kemampuan gerak sesuai kegiatan nomor cabang atletik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran (sportivitas atau fair play), disiplin, pantang menyerah, semangat, saling menghormati dan percaya diri.
Dalam ruang lingkup pemainan dan olahraga di sekolah, diajarkan berbagai macam nomor cabang atletik. Adapun nomor-nomor atletik yang diajarkan meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Dari tiap-tiap nomor tersebut di dalamnya terdapat beberapa nomor yang diajarkan. Untuk nomor lari terdiri dari lari jarak pendek, jarak menengah, jarak jauh, lari gawang, dan lari sambung. Nomor lompat meliputi lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, dan lompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil.
Salah satu nomor lompat dalam cabang atletik yaitu lompat jauh yang mempunyai peran penting untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengertian dari lompat jauh adalah melakukan suatu bentuk gerakan lompatan  dengan tujuan untuk memperoleh hasil lompatan yang sejauh-jauhnya. Kelangsungan gerak pada lompat jauh adalah awalan, tumpuan, posisi saat melayang di udara dan posisi saat mendarat. Di dalam lompat jauh terdiri dari tiga macam gaya yaitu: lompat jauh gaya jongkok (sit down in the air), lompat jauh gaya berjalan di udara (walking in the air) dan  lompat jauh gaya bergantung di udara (schnepper).
Sekolah Dasar adalah pendidikan awal yang dapat digunakan untuk mengembangkan pertumbuhan fisik dan kemampuan gerak siswa. Siswa Sekolah Dasar tidak dapat dipisahkan dari aktifitas bermain. Siswa kelas IV mempunyai karakteristik sosial emosional yaitu ingin selalu bermain, lebih suka kegiatan yang beregu daripada individu, serta menginginkan kebebasan tetapi masih dalam perlindungan orang dewasa.
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka pembelajaran lompat jauh di Sekolah Dasar harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Perlu diketahui oleh seorang guru bahwa siswa Sekolah Dasar mempunyai karakter cepat bosan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pembelajaran lompat jauh hendaknya bisa diajarkan secara bervariasi dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran atletik harus diterapkan melalui bentuk-bentuk model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Seorang guru harus mampu menerapakan model pembelajaran yang baik dan tepat. Dengan model pembelajaran yang tepat, siswa akan mudah menerima materi pelajaran dan hasilnya juga akan optimal.
Dalam melaksanakan pembelajaran atletik di sekolah, masih banyak guru penjas  yang belum memberikan suatu bentuk pelajaran atletik yang sesuai, masih menggunakan pembelajaran yang monoton padahal atletik harus diajarkan sejak usia dini. Siswa perlu diberikan materi pelajaran dengan benar yang tersusun dengan baik dan menarik. Hal ini karena, anak-anak usia sekolah berada pada masa perkembangan dan pertumbuhan, sehingga pembelajaran atletik yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat usia SD (Sekolah Dasar) merupakan  masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga di tingkat usia anak SD khususnya kelas IV masih didominasi oleh masa bermain (siswa tertarik pada permainan) sehingga guru harus menyesuaikan dengan usia perkembangan siswa. Disamping itu siswa juga kurang motivasi dalam melakukan materi atletik yang sedang diajarkan karena penyampaian materi yang monoton.
Berdasarkan observasi di SD Negeri 3 Kasihan, diketahui pelaksanaan pembelajaran penjas secara keseluruhan telah berjalan. Namun dalam pembelajaran atletik khususnya materi lompat jauh, masih banyak siswa yang belum maksimal dalam hasil belajarnya. Sarana dan prasarana yang kurang dan faktor perencanaan, pengemasan dan penyajian pembelajaran yang kurang menarik, disamping minimnya pengetahuan guru tentang perkembangan model pembelajaran Penjas menjadikan siswa kurang berminat terhadap pembelajaran lompat jauh. Permasalahan pembelajaran tersebut tentunya berakibat pada hasil belajar siswa, baik yang berhubungan dengan nilai proses maupun hasilnya.
Seiring dengan kemajuan di dunia pendidikan, muncul banyak model pembelajaran yang dapat menjadi salah satu alternatif dari permasalahan pembelajaran yang ada saat ini, sekaligus dapat digunakan untuk menciptakan suksesnya tujuan pembelajaran. Meskipun begitu, model pembelajaran belum banyak diterapkan di sekolah karena guru belum banyak yang mempelajari model model pembelajaran. Memberikan pembelajaran atletik yang menarik, praktis dan diminati siswa adalah tugas seorang guru. Oleh karena itu guru harus mampu menyesuaikan kebutuhan yang berhubungan dengan siswa dan materi pembelajaran tersebut. Guru juga harus mampu menerapkan pendekatan, model, metode dan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Terdapat berbagai model pembelajaran yang menggunakan permainan. Dari berbagai model pembelajaran yang ada, model pembelajaran TGT  merupakan salah satu model pembelajaran yang di dalamnya memperlihatkan tahapan-tahapan dasar model pembelajaran yang sederhana, dan mudah dipelajari. Model pembelajaran TGT merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif, mudah dan sederhana sehingga dapat diterapkan pada pembelajaran di sekolah. Terdapat unsur-unsur di dalamnya yang harus terpenuhi seperti, penyajian kelas, kelompok (team), game, turnamen, penghargaan kelompok (team recognize). Pembelajarkan lompat jauh dengan model permainan merupakan strategi dalam pembelajaran. Namun pada kenyataannya masih jarang para guru penjas menerapkannya. Pada umumnya para guru penjas lebih cenderung membelajarkan lompat jauh secara konvensional. Pembelajaran dengan model permainan telah mencangkup semua aspek yang dibutuhkan siawa, termasuk skill atau keterampilan. Dengan menggunakan model pembelajaran TGT dapat menantang anak melalui games serta turnament, merupakan cara yang sangat baik untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang  mendalam untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran TGT sebagai salah satu alternatif dalam permasalahan pembelajaran lompat jauh. Hal tersebut dilaksanakan dengan menggunakan penelitian jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal itu dilakukan sebagai upaya  agar lebih berhasil pembelajaran lompat jauh di SDN 3 Kasihan khususnya pada siswa kelas IV.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana  model pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kasihan Ngadirojo Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

C.    Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
Untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh menggunakan model pembelajaran TGT pada siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Kasihan Ngadirojo Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012”.
D.    Manfaat Penelitian
Masalah dalam  penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain: 
Dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh  bagi siswa yang dijadikan subyek penelitian.

No comments:

Post a Comment